Kerajinan tenun dan aneka anyaman rotan saat ini telah berkembang menjadi produk wisata yang mampu membawa nama Seraya Timur di kancah nasional dan internasional walaupun belum diolah dalam kapasitas yang besar.
Proses pembuatan kerajian kain tenun khas Seraya Timur diawali dari pengolahan kapas menjadi benang yang kemudian diwarnai sesuai dengan permintaan pasar. Warna benang berasal dari bahan-bahan alami yang diperoleh sekitar di sekitar desa. Warna biru berasal dari olahan daun kaoum, warna merah dari Kayu Secang, warna hitam diperoleh dari pengulangan proses perebusan warna biru, benang kuning dari olahan kulit buah delima, dan warna merah kecoklatan dari akar buah mengkudu. Ragam warna benang selanjutnya ditenun dengan teknik tradisional oleh kaum wanita dari berbagai kalangan umur. 1 lembar kain yang berukuran sekitar 2×1 meter dibuat selama 6 hari. Permintaan pasar terhadap kain tenun khas Seraya Timur sudah dikembangkan ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Makassar, Bandung, dan kota-kota besar lainnya. Selain itu kain tenun Seraya Timur juga diekspor ke berbagai negara besar di dunia seperti Belgia dan Australia.
Aneka anyaman rotan juga menjadi produk wisata yang sangat diincar oleh wisatawan, salah satunya adalah tas dengan berbagai ukuran dan motif yang menarik. Kerajinan anyaman ini dibuat dengan modal awal Rp 30.000,- sampai Rp 40.000,- dengan harga jual sekitar Rp 90.000,-. Pemubuatan memakan waktu sekitar tiga hingga empat hari. Pemasaran produk sudah berkembang dan saat ini sudah menjalin kerja sama dengan berbagai toko pusat oleh-oleh khas Bali.